Mengenang Suiker Fabriek Ketanggoengan West Pada Masa Industrialisasi Kolonial di Brebes
![]() |
Foto dikelola Oleh tim Residu Lampau (Digital collection) |
Mengenal Suiker Fabriek Ketanggoengan
Selama ini kita pasti mengenal dengan istilah PG (Pabrik Gula) Kersana yang merupakan salah satu warisan kolonial yang ada di Wilayah Brebes bagian barat yang di bangun pada awal tabun 1900 an. Berlokasi strategis di kawasan Brebes barat, PG Kersana tidak hanya menjadi pusat pengolahan tebu menjadi gula, tetapi juga menjadi simbol industrialisasi era kolonial yang membawa dampak signifikan bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat setempat. Keberadaan pabrik ini telah membentuk lanskap pertanian dan perekonomian di sekitarnya, dengan ribuan hektar lahan yang dialokasikan untuk perkebunan tebu. Pada masa kejayaannya, PG Kersana mempekerjakan ribuan buruh dan petani tebu, menciptakan sistem ekonomi yang kompleks antara pihak pabrik, petani penggarap, dan masyarakat sekitar. Infrastruktur pendukung seperti jalur kereta lori dan sistem pengairan juga dibangun untuk menunjang operasional pabrik, yang sebagian bekasnya masih bisa dilihat hingga saat ini. Sebetulnya PG Kersana ini adalah bagian dari relokasi PG Lemah Abang yang ada di brebes yang sampan berdiri selama 27 tahun, pada saat itu semla sumer daya di pindahkan ke kersana yang sehingga kita kenal PG Ketanggungan.
![]() |
Foto dikelola Oleh tim Residu Lampau (Digital collection) |
Alasan dikemudian hari tentang sejarah pabrik gula sekarang kelihatan ditinggalkan atau tidak beroperasi, dan tidak memproduksi lagi adalah karena dulu pada saat perang antara Indonesia dan Belanda, pabrik gula kersana kena bom. Jadi produksi dipindahkan ke pabrik gula Jatibarang, sedangkan Kersana hanya bagian tanam tebu saja.
![]() |
Foto dikelola Oleh tim Residu Lampau (Digital collection) |
Pemilik Suiker Fabriek Ketanggoengan
Keberadaan PG Kersana tidak mungkin tanpa adanya andil seorang pemimpin, Louis Theodore (L.T) Goncalves. Beliau adalah Anak ketiga dari Joseph Maria Goncalves seorang warga negara Belanda dan lahir di mumbai, india 10 Januari 1798. L.T Goncalves merupakan seorang pengusaha berkebangsaan Belanda yang lahir di Batavia (DKI Jakarta) pada tanggal 06 Marit 1828. Pada tahun 1860 L.T Goncalves memiliki modal sekitar 550.00 modal berasal pinjaman dari Nederlandsch Handeel Maatschapij, yang kemudia memberanikan diri untuk mendirikan pabrik gula yang ada di Wilayah lemahabang kecamatan tanjung brebes yang merupakan cikal bakal berdirinya PG Kersana. L.T Goncalves adalah pemilik Tanah partikelir dari wilayah yang saat ini kita kenel yakni ketanggungan meliputi kecamatan kersana dan sebagian kecamatan tanjung. Di analisa sekitar tahun 1887 PG Lemahabang ditutup dan segala sumber daya Penzing di relokasikan ke lokasi baru yakni kersana yang akhirnya menjadi suiker fabriek ketanggoengan. Louis Theodore Goncalves meningsgal pada tanggal 03 Juni 1897 dalam usi 69 tahun di Cirebon Jawa Barat (Pesona Ketanggungan, 2021).
![]() |
Foto dikelola Oleh tim Residu Lampau (Digital collection) |
Keluarga Louis Theodore Goncalves
Dalam foto tersebut terlihat Joseph Maria Goncalves Bersama keluarga dan putranya Louis TheodGoncalves dan anggota keluarga lainnya sedang menikmati waktu santai di teras atau halaman rumah mereka. Mereka mengenakan pakaian putih khas kolonial, yang mencerminkan status sosial mereka sebagai pemilik pabrik gula pada masa itu.
Setting foto ini sangat menarik dengan perabot taman bergaya kolonial, termasuk kursi rotan dan meja dengan peralatan minum teh di atasnya, yang merupakan cerminan gaya hidup kaum elit kolonial pada masa itu. Tanaman pisang yang terlihat di sisi kanan foto menambahkan nuansa tropis yang khas Indonesia. Foto ini tidak hanya merupakan dokumentasi keluarga, tetapi juga menjadi bukti sejarah yang menggambarkan kehidupan para pengusaha gula di era kolonial. Keluarga Goncalves, sebagai pemilik PG Kersana, memiliki peran penting dalam perkembangan industri gula di wilayah Brebes, dan foto ini memberikan gambaran tentang kehidupan pribadi mereka di tengah kesibukan mengelola pabrik gula yang menjadi salah satu penggerak ekonomi di wilayah tersebut.
Setting foto ini sangat menarik dengan perabot taman bergaya kolonial, termasuk kursi rotan dan meja dengan peralatan minum teh di atasnya, yang merupakan cerminan gaya hidup kaum elit kolonial pada masa itu. Tanaman pisang yang terlihat di sisi kanan foto menambahkan nuansa tropis yang khas Indonesia. Foto ini tidak hanya merupakan dokumentasi keluarga, tetapi juga menjadi bukti sejarah yang menggambarkan kehidupan para pengusaha gula di era kolonial. Keluarga Goncalves, sebagai pemilik PG Kersana, memiliki peran penting dalam perkembangan industri gula di wilayah Brebes, dan foto ini memberikan gambaran tentang kehidupan pribadi mereka di tengah kesibukan mengelola pabrik gula yang menjadi salah satu penggerak ekonomi di wilayah tersebut.